ALASAN MEMILIH UII
Universitas Islam Indonesia merupakan
universitas nasional tertua di Indonesia yang berdiri sebelum Indonesia
merdeka, yakni pada tanggal 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H.
Dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI), UII pada awalnya didirikan oleh
beberapa tokoh nasional yang mempunyai peran penting bagi bangsa Indonesia,
seperti : Dr. M. Hatta, Mohammad Roem, Moh. Natsir, KHA Muzakkir dan KH Wachid
Hasyim. STI menjadi pendidikan tinggi nasional pertama di Indonesia yang kemudian
berubah status menjadi universitas dan bernama Universitas Islam Indonesia pada
3 November 1947 sebagai respon keinginan dan kebutuhan untuk mengintegrasikan
antara pengetahuan dan pendidikan spiritual.
Meskipun statusnya yang masih swasta,
UII tidak kalah bersaing dengan Universitas Negeri ternama yang ada di kota
Yogyakarta bahkan Indonesia. Hal ini karena proses seleksi calon mahasiswa baru
UII yang sangat ketat dan lebih mengutamakan nilai serta prestasi dari calon
mahasiswa baru yang akan diseleksi. Karena mengutamakan nilai dan prestasi,
maka jumlah kemampuan daya sumbang dari camaba yang akan diseleksi tidak
dicantumkan diawal proses seleksi, melainkan setelah adanya hasil seleksi baru
sumbangan itu dilampirkan ke calon mahasiswa baru yang lolos seleksi.
Proses seleksi calon mahasiswa baru
UII diselenggarakan melalui program Computer-Based
Test (CBT), Paper-Based Test
(PBT), dan Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB). Khusus proses seleksi program
Pendidikan Dokter, calon mahasiswa baru menempuh Test Tahap II setelah lolos
PBT atau PSB. Program seleksi dilaksanakan secara obyektif karena hasil proses
seleksi didasarkan pada kriteria penilaian yang diperoleh oleh calon mahasiswa
dalam melaksanakan uji potensi atau catatan prestasi. Dengan proses seleksi
yang ketat ini, maka UII pun akan mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas.
Mengapa UII ??? Sebenarnya saya
diterima dibeberapa Universitas Swasta ternama di Indonesia, namun saya
menjatuhkan pilihan saya kepada UII. Hal ini tentu saja beralasan, meskipun
awalnya saya hanya menganggap UII sebagai pelarian karena tidak lolos seleksi
jalur undangan di Universitas Negeri ternama di Yogyakarta yang menduduki
peringkat ke tiga se Indonesia, tetapi lama kelamaan saya menyadari dan
meyakini bahwa inilah jalan hidup saya, inilah pelabuhan yang ditunjukkan Allah
SWT kepada saya untuk menuntut ilmu dunia dan akhirat. Seperti yang kita
ketahui untuk menjadi seseorang yang “Sukses”, tidak hanya diperlukan knowledge yang tinggi, tetapi juga
diperlukan religion, theology, tauhid dan attitude yang tingkat kepentingannya
jauh lebih penting dan prioritas dibandingkan knowledge. Untuk menjadi sukses, hendaknya kita mencontoh lima poin
penting yang diajarkan oleh Rasullullah SAW, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran sangat menentukan kesuksesan hidup
seseorang. Pengertian
kejujuran yang paling sederhana adalah tidak berbohong. Tapi
tidak hanya itu saja, arti atau makna kejujuran
adalah kata-kata yang mengandung tiga unsur berikut:
KEBENARAN. Kejujuran adalah apa yang Anda akan katakan adalah benar.
KEBENARAN. Kejujuran adalah apa yang Anda akan katakan adalah benar.
KEBAIKAN. Kejujuran adalah apa yang akan Anda katakan adalah
sesuatu yang baik.
KEGUNAAN. Kejujuran adalah apa yang Anda ingin beritahukan
adalah berguna. Jadi pengertian atau makna kejujuran yang meyeluruh adalah
jika apa yang anda beritahukan adalah hal yang benar, baik dan berguna.
Sebelum Anda mengatakan suatu kejujuran kepada orang lain,
mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan memikirkan
apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa pengertian atau makna kejujuran
yang meyeluruh adalah jika apa yang anda beritahukan adalah hal yang benar,
baik dan berguna.
2) Cerdas
KECERDASAN DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN
A. Al-Qur’an Memerintahkan Manusia
Untuk Berpikir Agar Menjadi Cerdas
1. Arti al-Nadhru : Memikirkan dan menyelidiki, atau dengan
pengertian lain yaitu pengetahuan yang diperoleh
setelah menyelidiki. Dan secara bahasa al-Nadhru ialah membulak balikan penglihatan, dan yaitu akal untuk mengetahui dan melihat
sesuatu. Kata Undzur pada umumnya digunakan untuk arti al-basharu/ penglihatan. Sedangkan kata
al-nadhru dalam arti khusus, kebanyakan dalam arti al-Bashiratu/ akal.
2. Arti al-Tafakur : Fikrah ialah potensi yang dicurahkan
(dalam merenung) untuk memperoleh ilmu dengan yakin. Maka Al-tafakur
: perjalanan renungan potensi tersebut,
sesuai dengan penglihatan akal. Kata Tafakkur, hanya bagi manmusia tidak
digunakan bagi binatang, dan digunakan hanya untuk memperoleh gambaran/perasaan
dalam hati. Dalam sebuah hadits Nabi disebutkan al-Maraghi ( 2, 4, hal 163 )
3. Arti Tadabur : Tadbir ialah merenung tentang akibat akhir
dari suatu perkara. Tadbir ialah pertimbangan atas baik buruk / akibt perkara
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan,
seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan
kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan
menggunakan alat psikiometri yang
biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa
IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia
kronologis.
Terdapat beberapa cara untuk
mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan
atau kebijaksanaan. Namun,
beberapa psikolog
tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan
biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum
terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan. Stenberg& Slater
(1982) mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif.
Dalam buku 7 Kind of Smart karya
Thomas Armstrong, disebutkan bahwa berdasar penelitiannya selama belasan tahun,
dia menyimpulkan bahwa dalam diri manusia terdapat potensi 7 kecerdasan yang
harus dikembangkan.
1.
Kecerdasan
Linguistik. Adalah kecerdasan dalam hal mengolah kata. Para jurnalis, penyair,
pengacara umumnya sangat menonjol dalam hal kecerdasan ini. Orang yang cerdas
dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, mengajar
yang efektif, bermain dengan kata termasuk juga yang sifatnya lelucon.
2.
Kecerdasan
logis matematis. Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini adalah
kecerdasannya para ilmuwan, akuntan, programmer. Kecerdasan ini memiliki
kemampuan dalam hal penalaran, pengurutan, berfikir dalam pola sebab akibat,
berhipotesa, keteraturan konseptual dan numerik serta berpandangan yang
rasional.
3.
Kecerdasan
spasial. Adalah kecerdasan yang mencangkup kemampuan berfikir dalam gambar,
menyerap, mengubah dan menciptakan berbagai aspek dunia visual-spasial. Para
arsitek, pilot, fotografer, ahli mesin, seniman adalah mereka yang menonjol
dalam hal kecerdasan ini.
4.
Kecerdasan
musikal. Adalah kemampuan untuk menghargai dan menciptakan irama dan
melodi. Orang yang peka nada, para komposer memiliki ketajaman tertentu dalam
hal kecerdasan musikal.
5.
Kecerdasan
kinestik-jasmani. Adalah kemampuan dalam hal mengendalikan gerak tubuh
dan ketrampilan dalam menguasai benda. Atlet, para pengrajin, dokter bedah.
montir adalah mereka yg lebih menonjol dalam hal kecerdasan ini. Mereka adalah
orang-orang yang cekatan dengan indra peraba yang sangat peka, tidak bisa
tinggal diam.
6.
Kecerdasan
antar pribadi. Adalah kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang
lain. kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap
suasana hati, perangai, niat dan hasrat orang lain. Kecerdasan ini menuntut
kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang
yang bersangkutan.
7.
Kecerdasan
intrapribadi. Adalah kecerdasan dalam diri sendiri. Kecerdasan ini akan
memberikan kemampuan untuk mengakses perasaannya sendiri dan menangani berbagai
macam emosi. Juga kemampuan untuk mandiri dan disiplin.
3) Gigih, Pantang Menyerah
Setiap orang yang
berperilaku husnudzan kepada diri sendiri akan berpeilaku positif terhadap dirinya
sendiri. Di antara perilaku positif tersebut adalah perilaku percaya diri dan
perilaku gigih. Seorang yang berbaik sangka kepada Allah terhadap dirinya sendiri tentu
akan berperilaku gigih, karena ia yakin bahwa dengan berperilaku gigih apa yang
diinginkan akan tercapai. Dorongan agar kita gigih berusaha adalah spirit yang
terkandung dalam QS Ar Ra’d [13]: 11
“… Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka
merobah keadaaan yang ada pada diri mereka sendiri.…”
Sikap gigih yang sejati dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sesampainya
Rasulullah saw dan kaum Muhajirin di Madinah, agenda yang Beliau prioritaskan
adalah memperat tali persaudaraan (ukhuwah) antara Muhajirin dan Anshar.
Ikatan kuat inilah yang mendasari kerukunan, kasih sayang, serta berlomba-lomba
untuk melakukan kebaikan dengan pengorbanan harta benda, jiwa, dan raga. Hal
ini mereka tumpahkan hanya untuk mengharapkan keridlaan-Nya. Bahkan, kaum
Anshar senantiasa mengutamakan kaum Muhajirin, sekalipun mereka dalam keadaan
susah.
Terdengarlah pada saat itu, Abdurahman bin 'Auf dari Muhajirin
dipersaudarakan dengan sahabat Sa'ad bin Rabi'. Sa'ad bin Rabi' adalah salah
seorang konglomerat Madinah. Sa'ad mempersilakan kepada Abdurrahman untuk
mengambil apa saja yang ia inginkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Abdurrahman bin 'Auf selaku seorang sahabat yang zuhud, wara', jujur, serta
baik akhlaknya tidak serta-merta mengabulkan permohonan saudaranya ini. Ia
tidak mau menerima sesuatu tanpa didasari oleh usaha dan kerja keras untuk
mendapatkannya. Oleh karenanya, Abdurrahman meminta kepada Sa'ad untuk
mengantarkannnya ke pasar. Kepiawaian berdagang yang ia miliki tidak
disia-siakannya. Ia tidak hanya berpangku tangan untuk mendapatkan belas kasih
orang lain, selagi masih ada kemampuan untuk berusaha. Tidak lama kemudian, karena sifatnya yang jujur, ulet, serta kerja keras,
akhirnya ia pun menjadi pedagang yang sukses, sehingga ia menjadi seorang
konglomerat yang dermawan, serta senantiasa menginfakkan hartanya demi
keberlangsungan dakwah.
Dari kisah tersebut, kita bisa memetik hikmah, di tengah-tengah himpitan
krisis ekonomi yang berkepanjangan ini, bangsa Indonesia sangat membutuhkan
semangat Abdurahman bin 'Auf-Abdurahman bin 'Auf yang baru guna menyegarkan dan
menghidupkan bangsa ini, sehingga mampu mengembalikan identitas bangsa ini
menjadi bangsa yang bermartabat di mata dunia. Karena selama ini, kita telah
kehilangan jati diri sebagai bangsa besar, disebabkan pemimpin-pemimpinnya yang
selalu berharap untuk mendapatkan bantuan dari bangsa lain. Hal ini
mengakibatkan ketergantungan rakyatnya untuk senantiasa mendapatkan sesuatu
tanpa didasari usaha.
Bukankah bangsa ini sangat kaya dengan sumber daya alamnya? Ini adalah
modal dasar yang telah kita miliki. Untuk itu, selanjutnya tinggal bagaimana
kita mampu mengolahnya. Insya Allah dengan kejujuran, keuletan, dan kerja keras
di antara kita, baik pejabat maupun rakyat, bangsa ini akan kembali menjadi
bangsa yang diperhitungkan di kancah dunia. Semoga! Wallahu a'lam
bis-shawab.
4) Kepedulian Sosial
Salah satu aspek terpenting ajaran
Islam yang sering ditelantarkan sepanjang sejarah oleh umatnya adalah
kepedulian sosial terhadap mereka yang kurang beruntung. Padahal, ini adalah
bagian dari prinsip keadilan, yang merupakan sisi lain dari mata uang yang sama
dari doktrin monoteisme (tauhid). Dengan
adanya rasa peduli terhadap sesama manusia tanpa membedakan suku, ras, agama,
dll, maka hidup kita akan selalu tenteram dan tentunya tali persaudaraan kita
semakin erat.
5) Penampilan dan
Perilaku yang Baik
Tabiat manusia pada dasarnya
adalah baik. Manusia itu cenderung kapada kebaikan, dan tidak melakukan
keburukan atau kejahatan. Manusia melakukan perbuatan yang buruk dan jahat
disebabkan karena ia khilaf, salah, tidak tahu, atau karena pengaruh dari
unsur-unsur luar atau ekternal yang
masuk ke dalam dirinya. Diantara filosof yang mengatakan hal ini adalah
Socrates (Abdul Majid dkk., 2009:253).
Pandangan yang
lebih modern pun mengatakan bahwa sesungguhnya manusia tercipta dalam keadaan
baik. Namun dalam perkembangannya, seorang manusia melakukan tindakan yang
buruk dan jahat, karena ia sering berkumpul dan bergaul dengan mereka yang suka
berbuat buruk dan jahat. Akhirnya, ia pun terlena dalam pemenuhan keinginan
syahwatnya, yang menyebabkannya lupa akan akibat dari perbuatan-perbuatan buruk
yang dilakukannya. Oleh karena itu hendaknya kita menjaga perilaku kita dimana
pun kita berada, tentunya dengan membentengi diri kita dengan dasar-dasar iman
dan islam yang kuat sehingga kita tidak mudah terjerumus dalam kemudhoratan.
Nah, semua yang saya paparkan dan uraikan di atas merupakan semua yang
saya dapat ketika saya memasuki lingkungan UII, mulai dari kuliah perdana
hingga masa orientasi (pekan ta’aruf mahasiswa UII), meskipun ada yang saya
tambahkan dengan mengambil dari beberapa artikel di internet, namun pada
dasarnya semua pengetahuan dunia dan akhirat itu mayoritas saya dapatkan ketika
pertama kali saya menginjakkan kaki di UII. Semoga semua yang saya tulis ini
membawa keberkahan dan berguna serta dapat menjadi inspirasi bagi yang
membacanya. Amien…
Hidup Mahasiswa !!!_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar