MY FAMILY

MY FAMILY

Kamis, 06 September 2012

Mengapa UII ???



ALASAN MEMILIH UII

          
Universitas Islam Indonesia merupakan universitas nasional tertua di Indonesia yang berdiri sebelum Indonesia merdeka, yakni pada tanggal 8 Juli 1945 bertepatan dengan 27 Rajab 1364 H. Dengan nama Sekolah Tinggi Islam (STI), UII pada awalnya didirikan oleh beberapa tokoh nasional yang mempunyai peran penting bagi bangsa Indonesia, seperti : Dr. M. Hatta, Mohammad Roem, Moh. Natsir, KHA Muzakkir dan KH Wachid Hasyim. STI menjadi pendidikan tinggi nasional pertama di Indonesia yang kemudian berubah status menjadi universitas dan bernama Universitas Islam Indonesia pada 3 November 1947 sebagai respon keinginan dan kebutuhan untuk mengintegrasikan antara pengetahuan dan pendidikan spiritual.
Meskipun statusnya yang masih swasta, UII tidak kalah bersaing dengan Universitas Negeri ternama yang ada di kota Yogyakarta bahkan Indonesia. Hal ini karena proses seleksi calon mahasiswa baru UII yang sangat ketat dan lebih mengutamakan nilai serta prestasi dari calon mahasiswa baru yang akan diseleksi. Karena mengutamakan nilai dan prestasi, maka jumlah kemampuan daya sumbang dari camaba yang akan diseleksi tidak dicantumkan diawal proses seleksi, melainkan setelah adanya hasil seleksi baru sumbangan itu dilampirkan ke calon mahasiswa baru yang lolos seleksi.
Proses seleksi calon mahasiswa baru UII diselenggarakan melalui program Computer-Based Test (CBT), Paper-Based Test (PBT), dan Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB). Khusus proses seleksi program Pendidikan Dokter, calon mahasiswa baru menempuh Test Tahap II setelah lolos PBT atau PSB. Program seleksi dilaksanakan secara obyektif karena hasil proses seleksi didasarkan pada kriteria penilaian yang diperoleh oleh calon mahasiswa dalam melaksanakan uji potensi atau catatan prestasi. Dengan proses seleksi yang ketat ini, maka UII pun akan mendapatkan calon mahasiswa yang berkualitas.
Mengapa UII ??? Sebenarnya saya diterima dibeberapa Universitas Swasta ternama di Indonesia, namun saya menjatuhkan pilihan saya kepada UII. Hal ini tentu saja beralasan, meskipun awalnya saya hanya menganggap UII sebagai pelarian karena tidak lolos seleksi jalur undangan di Universitas Negeri ternama di Yogyakarta yang menduduki peringkat ke tiga se Indonesia, tetapi lama kelamaan saya menyadari dan meyakini bahwa inilah jalan hidup saya, inilah pelabuhan yang ditunjukkan Allah SWT kepada saya untuk menuntut ilmu dunia dan akhirat. Seperti yang kita ketahui untuk menjadi seseorang yang “Sukses”, tidak hanya diperlukan knowledge yang tinggi, tetapi juga diperlukan religion, theology, tauhid dan attitude yang tingkat kepentingannya jauh lebih penting dan prioritas dibandingkan knowledge. Untuk menjadi sukses, hendaknya kita mencontoh lima poin penting yang diajarkan oleh Rasullullah SAW, yaitu :
1)      Jujur
Kejujuran sangat menentukan kesuksesan hidup seseorang. Pengertian kejujuran yang paling sederhana adalah tidak berbohong. Tapi tidak hanya itu saja, arti atau makna kejujuran adalah kata-kata yang mengandung tiga unsur berikut:
KEBENARAN. Kejujuran adalah apa yang Anda akan katakan adalah benar.
KEBAIKAN. Kejujuran adalah apa yang akan Anda katakan adalah sesuatu yang baik.
KEGUNAAN. Kejujuran adalah apa yang Anda ingin beritahukan adalah berguna. Jadi pengertian atau makna kejujuran yang meyeluruh adalah jika apa yang anda beritahukan adalah hal yang benar, baik dan berguna.
Sebelum Anda mengatakan suatu kejujuran kepada orang lain, mungkin merupakan ide yang bagus untuk menyediakan waktu sejenak dan memikirkan apa yang akan Anda katakan. Itulah kenapa pengertian atau makna kejujuran yang meyeluruh adalah jika apa yang anda beritahukan adalah hal yang benar, baik dan berguna.

2)      Cerdas
KECERDASAN DALAM PANDANGAN AL-QUR’AN
A. Al-Qur’an Memerintahkan Manusia Untuk Berpikir Agar Menjadi Cerdas
1. Arti al-Nadhru : Memikirkan dan menyelidiki, atau dengan pengertian lain   yaitu pengetahuan yang diperoleh setelah menyelidiki. Dan secara bahasa al-Nadhru ialah membulak balikan   penglihatan, dan   yaitu akal untuk mengetahui dan melihat sesuatu. Kata  Undzur   pada umumnya digunakan untuk arti  al-basharu/ penglihatan. Sedangkan kata al-nadhru dalam arti khusus, kebanyakan dalam arti al-Bashiratu/ akal.
2. Arti al-Tafakur : Fikrah ialah potensi yang dicurahkan (dalam merenung) untuk memperoleh ilmu dengan yakin.   Maka  Al-tafakur :  perjalanan renungan potensi tersebut, sesuai dengan penglihatan akal. Kata Tafakkur, hanya bagi manmusia tidak digunakan bagi binatang, dan digunakan hanya untuk memperoleh gambaran/perasaan dalam hati. Dalam sebuah hadits Nabi disebutkan al-Maraghi ( 2, 4, hal 163 )
3. Arti Tadabur : Tadbir ialah merenung tentang akibat akhir dari suatu perkara. Tadbir ialah pertimbangan atas baik buruk / akibt perkara
Kecerdasan ialah istilah umum yang digunakan untuk menjelaskan sifat pikiran yang mencakup sejumlah kemampuan, seperti kemampuan menalar, merencanakan, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami gagasan, menggunakan bahasa, dan belajar. Kecerdasan erat kaitannya dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu. Kecerdasan dapat diukur dengan menggunakan alat psikiometri yang biasa disebut sebagai tes IQ. Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa IQ merupakan usia mental yang dimiliki manusia berdasarkan perbandingan usia kronologis.
Terdapat beberapa cara untuk mendefinisikan kecerdasan. Dalam beberapa kasus, kecerdasan bisa termasuk kreativitas, kepribadian, watak, pengetahuan atau kebijaksanaan. Namun, beberapa psikolog tak memasukkan hal-hal tadi dalam kerangka definisi kecerdasan. Kecerdasan biasanya merujuk pada kemampuan atau kapasitas mental dalam berpikir, namun belum terdapat definisi yang memuaskan mengenai kecerdasan. Stenberg& Slater (1982) mendefinisikannya sebagai tindakan atau pemikiran yang bertujuan dan adaptif.
Dalam buku 7 Kind of Smart karya Thomas Armstrong, disebutkan bahwa berdasar penelitiannya selama belasan tahun, dia menyimpulkan bahwa dalam diri manusia terdapat potensi 7 kecerdasan yang harus dikembangkan.
1.      Kecerdasan Linguistik. Adalah kecerdasan dalam hal mengolah kata. Para jurnalis, penyair, pengacara umumnya sangat menonjol dalam hal kecerdasan ini. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat berargumentasi, meyakinkan orang, menghibur, mengajar yang efektif, bermain dengan kata termasuk juga yang sifatnya lelucon.
2.      Kecerdasan logis matematis. Adalah kecerdasan dalam hal angka dan logika. Ini adalah kecerdasannya para ilmuwan, akuntan, programmer. Kecerdasan ini memiliki kemampuan dalam hal penalaran, pengurutan, berfikir dalam pola sebab akibat, berhipotesa, keteraturan konseptual dan numerik serta berpandangan yang rasional.
3.      Kecerdasan spasial. Adalah kecerdasan yang mencangkup kemampuan berfikir dalam gambar, menyerap, mengubah dan menciptakan berbagai aspek dunia visual-spasial. Para arsitek, pilot, fotografer, ahli mesin, seniman adalah mereka yang menonjol dalam hal kecerdasan ini.
4.      Kecerdasan  musikal. Adalah kemampuan untuk  menghargai dan menciptakan irama dan melodi. Orang yang peka nada, para komposer memiliki ketajaman tertentu dalam hal kecerdasan musikal.
5.      Kecerdasan kinestik-jasmani.  Adalah kemampuan dalam hal mengendalikan gerak tubuh dan ketrampilan dalam menguasai benda. Atlet, para pengrajin, dokter bedah. montir adalah mereka yg lebih menonjol dalam hal kecerdasan ini. Mereka adalah orang-orang yang cekatan dengan indra peraba yang sangat peka, tidak bisa tinggal diam.
6.      Kecerdasan antar pribadi. Adalah kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk mencerap dan tanggap terhadap suasana hati, perangai, niat dan hasrat orang lain. Kecerdasan ini menuntut kemampuan untuk memahami orang lain dan melihat dunia dari sudut pandang orang yang bersangkutan.
7.      Kecerdasan intrapribadi. Adalah kecerdasan dalam diri sendiri. Kecerdasan ini akan memberikan kemampuan untuk mengakses perasaannya sendiri dan menangani berbagai macam emosi. Juga kemampuan untuk mandiri dan disiplin.

3)      Gigih, Pantang Menyerah
Setiap orang yang berperilaku husnudzan kepada diri sendiri akan berpeilaku positif terhadap dirinya sendiri. Di antara perilaku positif tersebut adalah perilaku percaya diri dan perilaku gigih. Seorang yang berbaik sangka kepada Allah terhadap dirinya sendiri tentu akan berperilaku gigih, karena ia yakin bahwa dengan berperilaku gigih apa yang diinginkan akan tercapai. Dorongan agar kita gigih berusaha adalah spirit yang terkandung dalam QS Ar Ra’d [13]: 11


“… Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaaan  yang ada pada diri mereka sendiri.…”
Sikap gigih yang sejati dicontohkan oleh Rasulullah saw. Sesampainya Rasulullah saw dan kaum Muhajirin di Madinah, agenda yang Beliau prioritaskan adalah memperat tali persaudaraan (ukhuwah) antara Muhajirin dan Anshar. Ikatan kuat inilah yang mendasari kerukunan, kasih sayang, serta berlomba-lomba untuk melakukan kebaikan dengan pengorbanan harta benda, jiwa, dan raga. Hal ini mereka tumpahkan hanya untuk mengharapkan keridlaan-Nya. Bahkan, kaum Anshar senantiasa mengutamakan kaum Muhajirin, sekalipun mereka dalam keadaan susah.
Terdengarlah pada saat itu, Abdurahman bin 'Auf dari Muhajirin dipersaudarakan dengan sahabat Sa'ad bin Rabi'. Sa'ad bin Rabi' adalah salah seorang konglomerat Madinah. Sa'ad mempersilakan kepada Abdurrahman untuk mengambil apa saja yang ia inginkan untuk memenuhi kebutuhannya.
Abdurrahman bin 'Auf selaku seorang sahabat yang zuhud, wara', jujur, serta baik akhlaknya tidak serta-merta mengabulkan permohonan saudaranya ini. Ia tidak mau menerima sesuatu tanpa didasari oleh usaha dan kerja keras untuk mendapatkannya. Oleh karenanya, Abdurrahman meminta kepada Sa'ad untuk mengantarkannnya ke pasar. Kepiawaian berdagang yang ia miliki tidak disia-siakannya. Ia tidak hanya berpangku tangan untuk mendapatkan belas kasih orang lain, selagi masih ada kemampuan untuk berusaha. Tidak lama kemudian, karena sifatnya yang jujur, ulet, serta kerja keras, akhirnya ia pun menjadi pedagang yang sukses, sehingga ia menjadi seorang konglomerat yang dermawan, serta senantiasa menginfakkan hartanya demi keberlangsungan dakwah.
Dari kisah tersebut, kita bisa memetik hikmah, di tengah-tengah himpitan krisis ekonomi yang berkepanjangan ini, bangsa Indonesia sangat membutuhkan semangat Abdurahman bin 'Auf-Abdurahman bin 'Auf yang baru guna menyegarkan dan menghidupkan bangsa ini, sehingga mampu mengembalikan identitas bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat di mata dunia. Karena selama ini, kita telah kehilangan jati diri sebagai bangsa besar, disebabkan pemimpin-pemimpinnya yang selalu berharap untuk mendapatkan bantuan dari bangsa lain. Hal ini mengakibatkan ketergantungan rakyatnya untuk senantiasa mendapatkan sesuatu tanpa didasari usaha.
Bukankah bangsa ini sangat kaya dengan sumber daya alamnya? Ini adalah modal dasar yang telah kita miliki. Untuk itu, selanjutnya tinggal bagaimana kita mampu mengolahnya. Insya Allah dengan kejujuran, keuletan, dan kerja keras di antara kita, baik pejabat maupun rakyat, bangsa ini akan kembali menjadi bangsa yang diperhitungkan di kancah dunia. Semoga! Wallahu a'lam bis-shawab.

4)      Kepedulian Sosial
Salah satu aspek terpenting ajaran Islam yang sering ditelantarkan sepanjang sejarah oleh umatnya adalah kepedulian sosial terhadap mereka yang kurang beruntung. Padahal, ini adalah bagian dari prinsip keadilan, yang merupakan sisi lain dari mata uang yang sama dari doktrin monoteisme (tauhid). Dengan adanya rasa peduli terhadap sesama manusia tanpa membedakan suku, ras, agama, dll, maka hidup kita akan selalu tenteram dan tentunya tali persaudaraan kita semakin erat.

5)      Penampilan dan Perilaku yang Baik
Tabiat manusia  pada dasarnya  adalah baik. Manusia itu cenderung kapada kebaikan, dan tidak melakukan keburukan atau kejahatan. Manusia melakukan perbuatan yang buruk dan jahat disebabkan karena ia khilaf, salah, tidak tahu, atau karena pengaruh dari unsur-unsur luar atau  ekternal yang masuk ke dalam dirinya. Diantara filosof yang mengatakan hal ini adalah Socrates (Abdul Majid dkk., 2009:253).
Pandangan yang lebih modern pun mengatakan bahwa sesungguhnya manusia tercipta dalam keadaan baik. Namun dalam perkembangannya, seorang manusia melakukan tindakan yang buruk dan jahat, karena ia sering berkumpul dan bergaul dengan mereka yang suka berbuat buruk dan jahat. Akhirnya, ia pun terlena dalam pemenuhan keinginan syahwatnya, yang menyebabkannya lupa akan akibat dari perbuatan-perbuatan buruk yang dilakukannya. Oleh karena itu hendaknya kita menjaga perilaku kita dimana pun kita berada, tentunya dengan membentengi diri kita dengan dasar-dasar iman dan islam yang kuat sehingga kita tidak mudah terjerumus dalam kemudhoratan.

            Nah, semua yang saya paparkan dan uraikan di atas merupakan semua yang saya dapat ketika saya memasuki lingkungan UII, mulai dari kuliah perdana hingga masa orientasi (pekan ta’aruf mahasiswa UII), meskipun ada yang saya tambahkan dengan mengambil dari beberapa artikel di internet, namun pada dasarnya semua pengetahuan dunia dan akhirat itu mayoritas saya dapatkan ketika pertama kali saya menginjakkan kaki di UII. Semoga semua yang saya tulis ini membawa keberkahan dan berguna serta dapat menjadi inspirasi bagi yang membacanya. Amien…
Hidup Mahasiswa !!!_^



TEN2FIVE-LIR ILIR